Jumat, 03 April 2015

Hakekat dan Pengertian Filsafat Pendidikan Islam

TUGAS KELOMPOK
HAKEKAT DAN PENGERTIAN
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Makalah Ini Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Ihsan



Disusun oleh:
1.      Mukhlis Hermawan                 (1310110147)
2.      Dian El Rachma                      (1310110148)
3.      Elia Khoirun Nisa’                   (1310110149)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH/D-PAI
SEPTEMBER 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Menurut Islam pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita, dan berlangsung seumur hidup, semenjak dari buaian hingga ajal datang.
Kedudukan tersebut secara tidak langsung telah menempatkan pendidikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan hidup dan kehidupan umat manusia. Dalam hal ini Dewey berpendapat bahwa pendidikan sebagai salah satu kebutuhan hidup (a necessity of life) salah satu fungsi sosial (a social function) sebagai bimbingan (as direction), sebagai sarana pertumbuhan (as means of growth), yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup, lewat transmisi baik dalam bentuk informal, maupun nonformal. Bahkan lebih jauh Lodge mengatakan bahwa : Pendidikan dan proses hidup dan kehidupan manusia itu berjalan serentak, tidak terpisah satu sama yang lain.
Dengan demikian pendidikan menyandang misi keseluruhan aspek kebutuhan hidup dan berproses sejalan dengan dinamikanya hidup serta perubahan-perubahan yang terjadi. Sebagai akibat logisnya maka pendidikan senantiasa mengandung pemikiran dan kajian, baik secara konseptual maupun operasionalnya, sehingga diperoleh relefansi dan kemampuan menjawab tantangan serta memecahkan masalah-masalah yang dihadapi umat manusia.
Pemikiran dan kajian tentang pendidikan dilakukan oleh para ahli dalam berbagai sudut tinjauan dan disiplin ilmu seperti agama, filsafat, sosiologi, ekonomi, politik, sejarah, dan antropologi. Sudut tinjauan ini menyebabkan lahirnya cabang ilmu pengetahuan kependidikan yang berpangkal dari sudut tinjauannya, yaitu pendidikan agama, filsafat pendidikan, sosiologi pendidikan, sejarah pendidikan, ekonomi pendidikan, politik pendidikan dan sebagainya.
Maka dari itu sangat diperluhkan untuk mempelajari tentang pengertian filsafat pendidikan Islam serta Ruang lingkup filsafat pendidikan islam guna untuk menambah wawasan mengenai perihal tersebut.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.      Apa hakekat filsafat pendidikan Islam ?
2.      Apa pengertian filsafat pendidikan Islam
3.      Apa saja ruang lingkup filsafat pendidikan Islam ?
4.      Apa kegunaan filsafat pendidikan Islam ?

C.      TUJUAN MASALAH
1.      Mengetahui hakekat filsafat pendidikan Islam
2.      Mengetahui pengertian filsafat pendidikan Islam
3.      Mengetahui ruang lingkup filsafat pendidikan Islam
4.      Mengetahui kegunaan filsafat pendidikan Islam

BAB II
PEMBAHASAN

A.      HAKEKAT DAN PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Muzayyin Arifin mengatakan bahwa filsafat pendidikan Islam pada hakekatnya adalah konsep berpikir tentang kependidikan yang bersumberkan atau berlandaskan ajarang-ajaran agama Islam tentang hakekat kemampuan manusia untul dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam.[1]


  • Pengertian Filsafat
Secara etimologis, kata filsafat berasal dari bahasa arab falsafah, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah philosophy dan semuanya berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri dari kata philain yang berarti cinta (love) dan shopia yang berarti kebijaksanaan dalam arti sedalam-dalamnya.[2]
Sementara itu secara terminology ada banyak pendapat tentang filsafat. Ahmad Tafsir mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul Filsafat Pendidikan Islam bahwa filsafat dapat diartikan sebagai pola pikir dengan ciri-ciri tertentu, yakni kritis, sistematis, logis, kontemplatif, radikal, dan spekulatif. Filsafat merupakan semacam kritik penuh estetik yang tidak pernah mau membatasi diri.[3]
Abuddin Nata menyimpulkan bahwa filsafat adalah kegiatan berfikir untuk mencari kebenaran segala sesuatu yang ada, baik abstrak maupun konkrit.[4]
Pendapat yang lebih jelas tentang filsafat dikemukakan oleh Sidi Gazalba.Menurutnya, filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematis, radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti atau hakekat mengenai segala sesuatu yang ada.[5]


  •  Pengertian Pendidikan Islam
Secara etimologis, dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata pendidikan berarti perbuatan (hal, cara, dan sebagainya) mendidik. Selain pendidikan terdapat kata pengajaran, yaitu cara (perbuatan dan sebagainya) mengajar atau mengajarakan. Sedang mangajar adalah memberi pengetahuan atau pelajaran.[6]
Dalam buku karangan Sikun Pribadi, guru besar IKIP Bandung yang dikutip kembali oleh Ahmad Tafsir, mengatakan mendidik tidak bisa disamakan dengan mengajar. Pengajaran adalah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotorik semata, sedang pendidikan menyangkut seluruh kepribadian manusia.[7]
Pendidikan adalah ikhtiar atau usaha manusia dewasa untuk mendewasakan peserta didik agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun segala sesuatu di luar dirinya, orang lain, hewan dan sebagainya. Ikhtiar mendewasakan mengandung makna sangat luas, transfer pengetahuan dan keterampilan, bimbingan dan arahan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan pembinaan kepribadian, sikap moral dan sebagainya. Demikian pula peserta didik, tidak hanya diartikan manusia muda yang sedang tumbuh dan berkembang secara biologis dan psikologis. Tetapi manusia dewasa yang sedang mempelajari pengetahuan dan keterampilan tertentu guna memperkaya kemampuan, pengetahuan dan keterampilan dirinya juga dikualifikasikan sebagai peserta didik. Ahmad Syar’i mencantumkan pendapat Hadari Nawawi  yang mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, baik di dalam maupun di luar sekolah. Dengan redaksi yang berbeda, Hasan Langgulung mengartikan pendidikan sebagai usaha untuk mengubah dan memindahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam suatu masyarakat.[8]
Islam menurut Harun Nasution adalah segala agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam adalah agama yang seluruh ajarannya bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadis dalam rangka mengatur dan menuntun kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan dengan alam semesta.
Secara aplikatif, pendidikan islam artinya mentransformasikan nilai-nilai Islam terhadap anak didik dan lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat.
Menurut Tedi Priatna, Pendidikan Islam mengisyaratkan adanya tiga macam dimensi dalam upaya mengembangkan kehidupan manusia, yaitu :
1.      Dimensi kehidupan duniawi;
2.      Dimensi kehidupan ukhrawi;
3.      Dimensi hubungan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi.[9]


  • Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Berdasarkan pemikiran dan bahasan di atas, maka Filsafat Pendidikan Islam adalah suatu aktifitas befikir menyeluruh dan mendalam dalam rangka merumuskan konsep, menyelenggarakan dan/atau mengatasi berbagai problem Pendidikan Islam dengan mengkaji kandungan makna dan nilai-nilai dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dari sisi lain, Filsafat Pendidikan Islam diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji secara menyeluruh dan mendalam kandungan makna dan nilai-nilai Al-Qur’an/Al-Hadits guna merumuskan konsep dasar penyelenggaraan bimbingan, arahan dan pembinaan peserta didik agar menjadi manusia dewasa sesuai tuntunan ajaran Islam.[10]
Menurut Zuhairini, dkk (1955) Filsafat Pendidikan Islam adalah studi tentang pandangan filosofis dan sistem dan aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat islam. Selain itu Filsafat Pendidikan Islam mereka artikan pula sebagai penggunaan dan penerapan metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan problematika pendidikan umat Islam yang selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam.[11]
Arifin mengungkapkan bahwa filsafat pendidikan Islam adalah konsep berfikir tentang pendidikan yang bersumberkan atau berlandaskan ajaran-ajaran agama Islam tentang hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembanagkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam.[12]
Filsafat pendidikan Islam adalah  berfikir secara mendalam untuk menemukan solusi terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan seluruh aspek pendidikan Islam, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan sesuai dengan ajaran Islam.[13]

B.       RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Muayyiz Arifin menyatakan bahwa mempelajari filsafat pendidikan Islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematis, logis dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan yang tidak hanya dilatar belakangi oleh pengetahuan agama Islam saja, melainkan menuntut mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan.[14] Pendapat ini menunjukkan bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan Islam adalah masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti tujuan pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode, dan lingkungan. Dalam mengkaji filsafat pendidikan Islam seseorang akan diajak untuk memahami konsep tujuan pendidikan, konsep guru yang baik, konsep kurikulum, dan seterusnya yang dilakukan secara mendalam, sistematik, logis, radikal, dan universal berdasarkan tuntutan ajaran Islam, khusunya berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dengan kata lain seorang pemikir filsafat pendidikan Islam adalah orang yang menguasai dan menyukai filsafat dan pendidikan secara mendalam, juga sekaligus harus berjiwa Islami.
Dalam hubungan dengan ruang lingkup filsafat pendidikan ini, Muzayyin Arifin lebih lanjut mengatakan bahwa ruang lingkup pemikiran bukanlah mengenai hal-hal yang bersifat teknis operasional pendidikan, melainkan menyangkut segala hal yang mendasari serta yang mewarnai corak sistem pemikiran yang disebut filsafat itu. Dengan demikian, secara umum ruang lingkup pembahasan filsafat pendidikan Islam ini adalah pemikiran yang serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, logis, menyeluruh, dan universal mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan pendidikan atas dasar ajaran islam. Konsep-konsep tersebut mulai dari perumusan tujuan pendidikan, kurikulum, guru, metode, lingkungan dan seterusnya.[15]

C.      KEGUNAAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany misalnya mengemukakan beberapa manfaat dari mempelajari filsafat pendidikan Islam tersebut sebagai berikut:
1.      Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang pendidikan dan orang-orang yang melaksanakannya dalam suatu Negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap proses pendidikan.
2.      Filsafat pendidikan dapat membentuk asas untuk menentukan pandangan kajian umum.
3.      Filsafah pendidikan sebagai asas atau dasar yang terbaik untuk penilaian pendidikan dalam arti yang menyeluruh.
4.      Filsafat pendidikan Islam akan menolong dalam memberikan pendalaman pikiran bagi faktor-faktor spiritual, kebudayaan, sosial, ekonomi dan politik di Negara kita.
Muzayyin Arifin menyatakan bahwa filsafat pendidikan islam itu seharusnya bertugas dalam 3 dimensi, yakni:
a.       Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan yang berdasarkan ajaran islam.
b.      Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut.
c.       Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan tersebut.
Dengan memperhatikan uraian tersebut dapat diketahui ternyata filsafat pendidikan Islam berfungsi mengarahkan dan memberikan landasan pemikiran yang sistematik, mendalam, logis, universal, dan radikal terhadap berbagai masalah yang beroperasi dalam bidang pendidikan dengan menempatkan Al-Quran sebagai dasar acuannya.

BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Hakekat filsafat pendidikan Islam adalah konsep berpikir tntang kependidikan yang bersumberkan atau berlandaskan ajaran-ajaran agama Islam tentang hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serrta dibimbing menjadi manusia yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam.
Filsafat pendidikan Islam adalah berpikir secara mendalam untuk menemukan solusi terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan seluruh aspek pendidikan Islam, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan sesuai dengan ajaran Islam.
Secara umum ruang lingkup pembahasan filsafat pendidikan Islam ini adalah pemikiran yang serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, logis, menyeluruh, dan universal mengenai konsep-konsep dasar yang berkaitan dengan pendidikan atas dasar ajaran Islam. Konsep-konsep tersebut mulai dari perumusan tujuan pendidikan, kurikulum, guru, metode, lingkungan dan seterusnya.
Filsafat pendidikan Islam berfungsi mengarahkan dan memberikan landasan pemikiran yang sistematik, mendalam, logis, universal, dan radikal terhadap berbagai masalah yang beroperasi dalam bidang pendidikan dengan menempatkan Al-Qur’an sebagai dasar acuannya.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Muzayyin. 2003. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Bassri, Hasan. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Efferi, Adri. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Kudus: Nora Media Enterprise.
Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany. 1979. Falsafah Pendidikan Islam, Cet. Pertama. terj. Hasan Langgulung dari Falsafah at-Tarbiyah al-Islamiyyah. Jakarta: Bulan Bintang.
Poerwadarminta, W.J.S. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Syar’i, Ahmad. 2005. Filsafat Pendidikan Islam, Cet. Pertama. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Zuhairini. 2008. Filsafat Pendidikan Islam, Cet. Ke-4. Jakarta: Bumi Aksara
Syifa. 2012. Makalah Filsafat Pendidikan Islam. http://sifa-qalbi.blogspot.com/2012/03/makalah-filsafat-pendidikan-islam.html. Diakses pada tanggal 25 September 2014 Pukul 18:57.





[1] Omar Myhammad al-Toumy al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung dari Falsafah at-Tarbiyah al-Islamiyah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), Cet. Pertama, hlm. 25.
[2] Adri Efferi, Filsafat Pendidikan Islam, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2011), hlm. 4.
[3] Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia,2009), hlm. 9.
[4] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 5.
[5] Ibid, hlm.5. Lihat juga Adri Efferi, Filsafat Pendidikan Islam, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2011), hlm. 6.
[6] Adri Efferi, Op. Cit., hlm. 7. Lihat juga W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hlm. 250.
[7] Ibid., hlm. 7.
[8] Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005), Cet. Pertama, hlm. 4.
[9] Hasan Basri, Op. Cit., hlm. 12.
[10] Ahmad Syar’i, Op. Cit., hlm. 5.
[11] Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta. Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-4. hlm. 11.
[12] Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 9.
[13] Syifa, Makalah Filsafat Pendidikan Islam, http://sifa-qalbi.blogspot.com/2012/03/makalah-filsafat-pendidikan-islam.html, Diakses pada 25 September 2014 pukul 18:57
[14] H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1984), Cet. Ke-4,  hlm. xi.
[15] Abuddin Nata, Op. Cit., hlm. 16.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar