HAKEKAT DAN PENGERTIAN
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Makalah Ini Diajukan
Guna Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Filsafat
Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Ihsan
Disusun oleh:
1.
Mukhlis Hermawan (1310110147)
2.
Dian El Rachma (1310110148)
3.
Elia Khoirun Nisa’ (1310110149)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH/D-PAI
SEPTEMBER 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Islam pendidikan adalah pemberi
corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran islam
menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya
bagi pria dan wanita, dan berlangsung seumur hidup, semenjak dari buaian hingga
ajal datang.
Kedudukan tersebut secara tidak langsung
telah menempatkan pendidikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan hidup
dan kehidupan umat manusia. Dalam hal ini Dewey berpendapat bahwa pendidikan
sebagai salah satu kebutuhan hidup (a necessity of life) salah satu fungsi
sosial (a social function) sebagai bimbingan (as direction), sebagai sarana
pertumbuhan (as means of growth), yang mempersiapkan dan membukakan serta
membentuk disiplin hidup, lewat transmisi baik dalam bentuk informal, maupun
nonformal. Bahkan lebih jauh Lodge mengatakan bahwa : Pendidikan dan proses
hidup dan kehidupan manusia itu berjalan serentak, tidak terpisah satu sama
yang lain.
Dengan demikian pendidikan menyandang misi
keseluruhan aspek kebutuhan hidup dan berproses sejalan dengan dinamikanya
hidup serta perubahan-perubahan yang terjadi. Sebagai akibat logisnya maka
pendidikan senantiasa mengandung pemikiran dan kajian, baik secara konseptual
maupun operasionalnya, sehingga diperoleh relefansi dan kemampuan menjawab
tantangan serta memecahkan masalah-masalah yang dihadapi umat manusia.
Pemikiran dan kajian tentang pendidikan
dilakukan oleh para ahli dalam berbagai sudut tinjauan dan disiplin ilmu
seperti agama, filsafat, sosiologi, ekonomi, politik, sejarah, dan antropologi.
Sudut tinjauan ini menyebabkan lahirnya cabang ilmu pengetahuan kependidikan
yang berpangkal dari sudut tinjauannya, yaitu pendidikan agama, filsafat
pendidikan, sosiologi pendidikan, sejarah pendidikan, ekonomi pendidikan,
politik pendidikan dan sebagainya.
Maka dari itu sangat diperluhkan untuk
mempelajari tentang pengertian filsafat pendidikan Islam serta Ruang lingkup
filsafat pendidikan islam guna untuk menambah wawasan mengenai perihal
tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa hakekat filsafat pendidikan Islam ?
2. Apa pengertian filsafat pendidikan Islam
3. Apa saja ruang lingkup filsafat pendidikan Islam ?
4. Apa kegunaan filsafat pendidikan Islam ?
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui hakekat filsafat pendidikan Islam
2. Mengetahui pengertian filsafat pendidikan Islam
3. Mengetahui ruang lingkup filsafat pendidikan Islam
4. Mengetahui kegunaan filsafat pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKEKAT DAN PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Muzayyin Arifin mengatakan
bahwa filsafat pendidikan Islam pada hakekatnya adalah konsep berpikir tentang
kependidikan yang bersumberkan atau berlandaskan ajarang-ajaran agama Islam
tentang hakekat kemampuan manusia untul dapat dibina dan dikembangkan serta
dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran
Islam.[1]
- Pengertian Filsafat
Secara etimologis, kata filsafat berasal
dari bahasa arab falsafah, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah philosophy
dan semuanya berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia
terdiri dari kata philain yang berarti cinta (love) dan shopia
yang berarti kebijaksanaan dalam arti sedalam-dalamnya.[2]
Sementara itu secara terminology ada banyak
pendapat tentang filsafat. Ahmad Tafsir mengungkapkan dalam bukunya yang
berjudul Filsafat Pendidikan Islam bahwa filsafat dapat diartikan sebagai pola
pikir dengan ciri-ciri tertentu, yakni kritis, sistematis, logis, kontemplatif,
radikal, dan spekulatif. Filsafat merupakan semacam kritik penuh estetik yang
tidak pernah mau membatasi diri.[3]
Abuddin Nata menyimpulkan bahwa filsafat
adalah kegiatan berfikir untuk mencari kebenaran segala sesuatu yang ada, baik
abstrak maupun konkrit.[4]
Pendapat yang lebih jelas tentang filsafat
dikemukakan oleh Sidi Gazalba.Menurutnya, filsafat adalah berfikir secara
mendalam, sistematis, radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran,
inti atau hakekat mengenai segala sesuatu yang ada.[5]
- Pengertian Pendidikan Islam
Secara etimologis, dalam kamus besar bahasa
Indonesia, kata pendidikan berarti perbuatan (hal, cara, dan sebagainya)
mendidik. Selain pendidikan terdapat kata pengajaran, yaitu cara (perbuatan dan
sebagainya) mengajar atau mengajarakan. Sedang mangajar adalah memberi
pengetahuan atau pelajaran.[6]
Dalam buku karangan Sikun Pribadi, guru
besar IKIP Bandung yang dikutip kembali oleh Ahmad Tafsir, mengatakan mendidik
tidak bisa disamakan dengan mengajar. Pengajaran adalah suatu kegiatan yang
menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotorik semata,
sedang pendidikan menyangkut seluruh kepribadian manusia.[7]
Pendidikan adalah ikhtiar atau usaha
manusia dewasa untuk mendewasakan peserta didik agar menjadi manusia mandiri
dan bertanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun segala sesuatu di luar
dirinya, orang lain, hewan dan sebagainya. Ikhtiar mendewasakan mengandung
makna sangat luas, transfer pengetahuan dan keterampilan, bimbingan dan arahan
penguasaan pengetahuan, keterampilan dan pembinaan kepribadian, sikap moral dan
sebagainya. Demikian pula peserta didik, tidak hanya diartikan manusia muda
yang sedang tumbuh dan berkembang secara biologis dan psikologis. Tetapi
manusia dewasa yang sedang mempelajari pengetahuan dan keterampilan tertentu
guna memperkaya kemampuan, pengetahuan dan keterampilan dirinya juga
dikualifikasikan sebagai peserta didik. Ahmad Syar’i mencantumkan pendapat
Hadari Nawawi yang mendefinisikan
pendidikan sebagai usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan
manusia, baik di dalam maupun di luar sekolah. Dengan redaksi yang berbeda,
Hasan Langgulung mengartikan pendidikan sebagai usaha untuk mengubah dan
memindahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam suatu masyarakat.[8]
Islam menurut Harun Nasution adalah segala
agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi
Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam adalah agama yang seluruh ajarannya bersumber
dari Al-Qur’an dan Al-Hadis dalam rangka mengatur dan menuntun kehidupan
manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan dengan alam semesta.
Secara aplikatif,
pendidikan islam artinya mentransformasikan nilai-nilai Islam terhadap anak
didik dan lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat.
Menurut Tedi Priatna,
Pendidikan Islam mengisyaratkan adanya tiga macam dimensi dalam upaya
mengembangkan kehidupan manusia, yaitu :
1. Dimensi kehidupan duniawi;
2. Dimensi kehidupan ukhrawi;
- Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Berdasarkan pemikiran dan bahasan di atas,
maka Filsafat Pendidikan Islam adalah suatu aktifitas befikir menyeluruh dan
mendalam dalam rangka merumuskan konsep, menyelenggarakan dan/atau mengatasi
berbagai problem Pendidikan Islam dengan mengkaji kandungan makna dan
nilai-nilai dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dari sisi lain, Filsafat Pendidikan
Islam diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji secara menyeluruh dan
mendalam kandungan makna dan nilai-nilai Al-Qur’an/Al-Hadits guna merumuskan
konsep dasar penyelenggaraan bimbingan, arahan dan pembinaan peserta didik agar
menjadi manusia dewasa sesuai tuntunan ajaran Islam.[10]
Menurut Zuhairini, dkk (1955) Filsafat
Pendidikan Islam adalah studi tentang pandangan filosofis dan sistem dan aliran
filsafat dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat
islam. Selain itu Filsafat Pendidikan Islam mereka artikan pula sebagai
penggunaan dan penerapan metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan
problematika pendidikan umat Islam yang selanjutnya memberikan arah dan tujuan
yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam.[11]
Arifin
mengungkapkan bahwa filsafat pendidikan Islam adalah konsep berfikir tentang
pendidikan yang bersumberkan atau berlandaskan ajaran-ajaran agama Islam
tentang hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembanagkan serta
dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran
Islam.[12]
Filsafat
pendidikan Islam adalah berfikir secara mendalam untuk
menemukan solusi terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan seluruh aspek
pendidikan Islam, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan sesuai dengan
ajaran Islam.[13]
B. RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Muayyiz Arifin menyatakan bahwa mempelajari filsafat pendidikan Islam
berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematis, logis dan
menyeluruh (universal) tentang pendidikan yang tidak hanya dilatar belakangi
oleh pengetahuan agama Islam saja, melainkan menuntut mempelajari ilmu-ilmu
lain yang relevan.[14]
Pendapat ini menunjukkan bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan Islam adalah
masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti tujuan pendidikan,
masalah guru, kurikulum, metode, dan lingkungan. Dalam mengkaji filsafat
pendidikan Islam seseorang akan diajak untuk memahami konsep tujuan pendidikan,
konsep guru yang baik, konsep kurikulum, dan seterusnya yang dilakukan secara
mendalam, sistematik, logis, radikal, dan universal berdasarkan tuntutan ajaran
Islam, khusunya berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dengan kata lain seorang
pemikir filsafat pendidikan Islam adalah orang yang menguasai dan menyukai
filsafat dan pendidikan secara mendalam, juga sekaligus harus berjiwa Islami.
Dalam hubungan dengan ruang lingkup filsafat pendidikan ini, Muzayyin
Arifin lebih lanjut mengatakan bahwa ruang lingkup pemikiran bukanlah mengenai
hal-hal yang bersifat teknis operasional pendidikan, melainkan menyangkut
segala hal yang mendasari serta yang mewarnai corak sistem pemikiran yang
disebut filsafat itu. Dengan demikian, secara umum ruang lingkup pembahasan
filsafat pendidikan Islam ini adalah pemikiran yang serba mendalam, mendasar,
sistematis, terpadu, logis, menyeluruh, dan universal mengenai konsep-konsep
yang berkaitan dengan pendidikan atas dasar ajaran islam. Konsep-konsep
tersebut mulai dari perumusan tujuan pendidikan, kurikulum, guru, metode,
lingkungan dan seterusnya.[15]
C. KEGUNAAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany misalnya
mengemukakan beberapa manfaat dari mempelajari filsafat pendidikan Islam
tersebut sebagai berikut:
1. Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang
pendidikan dan orang-orang yang melaksanakannya dalam suatu Negara untuk
membentuk pemikiran sehat terhadap proses pendidikan.
2. Filsafat pendidikan dapat membentuk asas untuk
menentukan pandangan kajian umum.
3. Filsafah pendidikan sebagai asas atau dasar yang
terbaik untuk penilaian pendidikan dalam arti yang menyeluruh.
4. Filsafat pendidikan Islam akan menolong dalam
memberikan pendalaman pikiran bagi faktor-faktor spiritual, kebudayaan, sosial,
ekonomi dan politik di Negara kita.
Muzayyin Arifin menyatakan bahwa filsafat
pendidikan islam itu seharusnya bertugas dalam 3 dimensi, yakni:
a. Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada
proses pelaksanaan pendidikan yang berdasarkan ajaran islam.
b. Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses
pelaksanaan tersebut.
c. Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses
pendidikan tersebut.
Dengan memperhatikan uraian tersebut dapat
diketahui ternyata filsafat pendidikan Islam berfungsi mengarahkan dan
memberikan landasan pemikiran yang sistematik, mendalam, logis, universal, dan
radikal terhadap berbagai masalah yang beroperasi dalam bidang pendidikan
dengan menempatkan Al-Quran sebagai dasar acuannya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hakekat filsafat pendidikan
Islam adalah konsep berpikir tntang kependidikan yang bersumberkan atau
berlandaskan ajaran-ajaran agama Islam tentang hakekat kemampuan manusia untuk
dapat dibina dan dikembangkan serrta dibimbing menjadi manusia yang seluruh
pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam.
Filsafat pendidikan Islam
adalah berpikir secara mendalam untuk menemukan solusi terhadap berbagai hal
yang berkaitan dengan seluruh aspek pendidikan Islam, agar dapat mencapai
tujuan yang diinginkan dan sesuai dengan ajaran Islam.
Secara umum ruang lingkup
pembahasan filsafat pendidikan Islam ini adalah pemikiran yang serba mendalam,
mendasar, sistematis, terpadu, logis, menyeluruh, dan universal mengenai
konsep-konsep dasar yang berkaitan dengan pendidikan atas dasar ajaran Islam.
Konsep-konsep tersebut mulai dari perumusan tujuan pendidikan, kurikulum, guru,
metode, lingkungan dan seterusnya.
Filsafat pendidikan Islam
berfungsi mengarahkan dan memberikan landasan pemikiran yang sistematik,
mendalam, logis, universal, dan radikal terhadap berbagai masalah yang
beroperasi dalam bidang pendidikan dengan menempatkan Al-Qur’an sebagai dasar
acuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muzayyin. 2003. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Bassri, Hasan. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka
Setia.
Efferi, Adri. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Kudus: Nora Media
Enterprise.
Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu.
Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany. 1979. Falsafah Pendidikan Islam,
Cet. Pertama. terj. Hasan Langgulung dari Falsafah at-Tarbiyah al-Islamiyyah.
Jakarta: Bulan Bintang.
Poerwadarminta, W.J.S. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Syar’i, Ahmad. 2005. Filsafat Pendidikan Islam, Cet. Pertama. Jakarta:
Pustaka Firdaus.
Zuhairini. 2008. Filsafat Pendidikan Islam, Cet. Ke-4. Jakarta:
Bumi Aksara
Syifa. 2012. Makalah Filsafat Pendidikan Islam. http://sifa-qalbi.blogspot.com/2012/03/makalah-filsafat-pendidikan-islam.html. Diakses
pada tanggal 25 September 2014 Pukul 18:57.
[1] Omar Myhammad
al-Toumy al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung
dari Falsafah at-Tarbiyah al-Islamiyah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979),
Cet. Pertama, hlm. 25.
[2] Adri Efferi, Filsafat Pendidikan Islam, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2011),
hlm. 4.
[3] Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia,2009), hlm. 9.
[4] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm.
5.
[5] Ibid,
hlm.5. Lihat juga Adri Efferi, Filsafat
Pendidikan Islam, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2011), hlm. 6.
[6] Adri Efferi, Op. Cit., hlm. 7. Lihat juga W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991),
hlm. 250.
[7] Ibid., hlm. 7.
[8] Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2005), Cet. Pertama, hlm. 4.
[9] Hasan Basri, Op. Cit., hlm. 12.
[10] Ahmad Syar’i, Op. Cit., hlm. 5.
[11] Zuhairini, Filsafat
Pendidikan Islam, (Jakarta. Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-4. hlm. 11.
[12] Prof. H.
Muzayyin Arifin, M.Ed., Filsafat
Pendidikan Islam, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 9.
[13] Syifa, Makalah Filsafat Pendidikan Islam,
http://sifa-qalbi.blogspot.com/2012/03/makalah-filsafat-pendidikan-islam.html, Diakses pada 25 September 2014 pukul 18:57
[14] H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:
Bina Aksara, 1984), Cet. Ke-4, hlm. xi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar